Perselingkuhan

Byoah – Aku sedikit curiga dengan tingkah laku suamiku akhir-akhir ini yang tidak seperti biasanya, dia yang dulunya lembut dan tidak pernah membentakku tiba-tiba sifatnya menjadi pemarah dan suka bentak-bentak.

Awal Mula

Kami sudah menikah selama 5 tahun dan memiliki buah hati berumur 7 bulan. Kehidupan kita sehari-hari biasanya romantis dan tidak pernah bertengkar hebat, suamipun tidak pernah cuek.
Akhir-akhir ini dia sering pulang terlambat bahkan tidak pulang dengan alasan lembur atau kerja diluar kota. Aku pun memakluminya dan terus menyemangatinya.

Biasanya dia tidak pernah memakai minyak wangi, tetapi akhir-akhir ini dia selalu memakai minyak wangi. Sepatu pun yang biasanya hanya di lap kain sekarang sepatunya setiap pagi disemir.
Baju pun harus disetrika rapi, waktu itu aku tidak sempat menyetrika baju kerjanya karena anak sedang sakit. Dia malah marah-marah ke aku karena bajunya mau dipakai tetapi kusut.

Padahal baju lain ada tetapi dia mintanya yang itu, sifat itu bukan sifat dia yang dulu. Biasanya dia menyetrika sendiri ketika aku sedang repot jaga anak, tetapi kali ini dia langsung marah-marah dan jarang dirumah.

Aku hanya bisa menangis dan bercerita ke sahabatku, saat itu anakku tiba-tiba menangis kencang. Ternyata badannya sangat panas, aku menelephone suamiku tidak diangkat.

Aku pun membawa anakku ke rumah sakit dengan memesan grab car. Sesampai dirumah sakit anakku langsung diperiksa dan aku mencoba menelephone siamiku tetap tidak ada jawaban, padahal sudah jam pulang.

Anakku pun harus dirawat di rumah sakit, aku menelephone ibu tiriku agar menemani anakku dulu karena aku tidak membawa persiapan apa-apa saat datang kerumah sakit.

Saat ibu tirikuku sudah datang aku pulang untuk mengambil baju dan perlengkapn lainnya, sampai rumah pun siamiku belum juga pulang. Selesai mempersiapkan semua aku berangkat kembali kerumah sakit.

Ibu tiriku memanggil aku adek dan memanggil kakak tiriku dengan sebutan abang. Dulu aku tidak pernah akur dengan ibu tiriku, bahkan aku memanggilnya tante.

Tetapi sekarang aku memanggilnya mama, sekarang sangat akrab dan apa-apa minta tolong dengan ibu tiriku.“adek yang sabar ya, suami kemana kok ndak ikut kesini.” Ucap ibu tiriku.

“mas masih kerja ma, sekarang mas sedikit berubah.” Ucapku sambil menangis dipelukan ibu tiriku.

“anak kamu pulang dari rumah sakit nanti pulang ke rumah mama dulu ya sementara, sudah lama lho tidak tidur dirumah mama” Ucap ibu tiriku.

Suamiku pun mengirim pesan Whatsapp ke aku karena ia sudah pulang dan aku tidak ada dirumah, aku membalas pesan tersebut.

Menyusul

Suamiku pun langsung menyusul, aku pun menyuruh ibu tiriku pulang karena aku takut nanti ibu tiriku langsung memarahi suamiku.

Akhirnya ibu tiriku mau pulang, dan tidak lama dari ibu tiriku pulang suamiku pun datang. Dia minta maaf tidak menjawab telephone ku karena lembur katanya.

aku pun menerima alasannya dan menyuruh dia makan dulu. Kita menunggu dirumah sakit berdua, besoknya suamiku pagi sekali pulang karena harus bekerja.

Siangnya anakku sudah boleh dibawa pulang dijemput oleh kakak tiriku dan ibu tiriku. Dalam perjalanan aku ditawari untuk bekerja di perusahaan kakak tiriku.

Ibu tiriku pun bilang jika aku bekerja di perusahaan kakak ibu tiriku yang akan menjaga anakku. Ibu tiriku juga mengajakku ke salon dan ke toko baju untuk membeli baju kerja.

Selesai dari salon dan beli baju aku pulang kerumah ibu tiriku. Aku berfikir kalau suamiku berubah karena penampilanku yang tidak keurus dan hanya mengurus rumah dan anak saja tanpa memperhatikan penampilan.

Aku ditelephone suamiku karena dia kerumah sakit aku dan anakku sudah tidak ada, dia pun marah-marah. Aku lupa memeberi tahu juga anaku sudah boleh pulang dan lupa meminta izin untuk tidur kerumah ibu tiriku.

Dia pun langsung mematikan telephone saat aku meminta izin. Aku sudikit cemas, tetapi melihat papaku sangat senang aku menginap dirumahnya aku pun meletakkan handphoneku.

Tidak lama video call dari ibu kandungku yang berada di Kalimantan. Ibu kandungku telah meninggalkan aku sejak aku SMP dan di Kalimantan juga sudah menikah lagi.

Saat aku menikah pun ibu kandungku tidak pulang kesini lagi hanya via video call komunikasi kita.

Hari Pertama Kerja

Besoknya aku sudah mulai bekerja di perusahaan kakak tiriku. Hari pertama bekerja aku sangat senang, bahkan papa dan ibu tiriku terlihat sangat senang dititipin cucu.

Sorenya sepulang aku kerja ternyata suamiku sudah menjemput aku didepan rumah ibu tiriku. Dia kaget dengan penampilanku yang berbeda dengan biasanya karena biasanya hanya memakai daster saat dirumah.

Dia pun bertanya dengan lembut,“bekerja kok tidak bialang? Dan Frizzy mana.” Tanyanya ke aku. Frizzy itu nama anakku.

“Frizzy dijaga sama mama dan papa, ada bik Jum juga yang ikut menjaga, kebetulan dikantor abang lagi butuh karyawan jadi aku ikut bekerja saja.”jawabku.

“asal Frizzy ada yang jaga aku izinin.” Jawab suamiku.“masuk dulu yuk mas.” Aku mengajaknya masuk kerumah papa.

Didalam rumah mama dan papa sudah menyambut kedatangan suamiku, aku fikir mama akan memarahi suamiku. Ternyata mama malah mengajak makan malam disini baru boleh pulang.

Mungkin hanya aku yang ketakutan jika ibu tiriku akan marah ke suamiku. Waktu di meja makan ibu tiriku memberi tahu jika bik Jum ikut kerumahku dan saat aku kerja bik Jum dan Frizzy harus dibawa.

Ibu Tiri yang Baik

Aku sangat beruntung memiliki ibu tiri yang cantik dan baik kepadaku, abang yang menjagaku sejak aku masih di sekolah dan papa yang sangat mendukung apapun keputusanku.

Selesai itu aku dan suami pulang, didalam perjalanan aku berfikir suamiku akan ngomel-ngomel ternyata tidak, apa mungkin karena ada bik Jum atau karena penampilanku yang beda.

Sampai dirumah bik Jum aku tunjukan kamarnya, setelah menunjukkan kamar ke bik Jum aku langsung bersih-bersih muka dan ganti baju tidur.

Suamiku lagi-lagi sudah ketiduran mungkin saking lelahnya dia bekerja. aku mencium aroma parfun wanita di kemeja suamiku yang akan akun masukkan dikeranjang pakaian kotor.

Aku pun mencoba tenang dan langsung memasukkan kemeja itu ke keranjang. Lalu aku ke kamar lagi dan membuka HP suamiku ternyata password HPnya pun diganti.

Aku memakai cara dengan sidik jarinya saat aku pegang tangannya dia kebangun dan seketika aku pura-pura tidur. Saat suamiku tertidur lagi aku pergi kekamar mandi.

Dikamar mandi aku menghubungi kakak tiriku dan meminta tolong menemani memata-matai suamiku.

Paginya setelah sarapan suamiku berangkat kekantor, dia menawariku untuk bareng mengantar Frizzy dan bik Jum kerumah papa. Aku pun menolak karena bik Jum dan Frizzy sudah dijemput papa dan mama.

Karena Frizzy mau diajak papa dan mama ke taman untuk olahraga bersama. Sedangkan aku mau dijemput abang karena 1 kantor lebih enak jika bareng abang.

Suamiku pun sedikit cemberut dan berangkat kekantor, dia sejak dulu tidak suka dengan kakak tiriku. Saat suamiku berangkat kakak tiriku pun datang dan langsung aku ajak mengikuti suamiku.

Di pertigaan lampu merah suamiku menyalakan lampu sein kanan sedangkan tempat kerjanya itu seharusnya lurus. Aku tetap mengikuti berbelok kekanan. Sampai didepan rumah sahabatku dia berhenti,

“o ternyata dia menghampiri sahabatku bang, itu rumah sahabatku, mereka satu kantor.” Ucapku menjelaskan ke kakak tiriku. “tapi ini ndak wajar dek, yang dia jemput itu perempuan bukan laki-laki.” Ucap kakak tiriku.

Kita pun tetap mengintai dari mobil dan aku melihat suamiku turun lalu sahabatku mencium pipi suamiku.

“naah itu kelewatan namanya dek sampek cium pipi segala. Aku harus turun beri pelajaran ke suamimu itu” Ucap kakak tiriku sambil emosi dan membuka pintu mobil untuk keluar. “jangan bang, jangan.” Ucapku.

Terkuaknya perselingkuhan

Kakakku langsung memukul suamiku dan mendorongnya, aku ikut menghampiri dan berbicara dengan sahabat yang selama ini selalu mendengarkan curhatanku ternyata adalah selingkuhan suamiku.

Suamiku mau menjelaskan tetapi aku tetep mengajak kakak tiriku untuk pergi dari situ. Aku mengajak kakakku pulang dan mengemasi barang-barangku dan barang-barang Frizzy.

Suamiku mengikuti sampai rumah aku hanya menangis dan tidak bisa mengeluarkan kata-kata lagi. Selesai mengemasi barang aku minta tolong kakak tiriku untuk mengankat barangku ke dalam mobil.

Saat aku keluar kamar suamiku tetap menghalangiku untuk tidak pergi, dia meminta maaf dan memohon-mohon. Tetapi aku tetap minta cerai dan aku pergi dari rumah.

Sampai dirumah papa aku langsung memeluk ibu tiriku. Kakak tiriku bercerita kepada papa tentang yang terjadi pagi ini hingga aku menangis dan membawa barang-barang ke sini.

Papa pun langsung menelephone teman papa untuk menguruskan perceraianku dengan suamiku. Sebulan kemudian aku resmi bercerai dan hak asuh anak ada di aku.

Aku sangat berterimakasih kepada keluargaku yang selalu mendukung apapun keputusanku dan selalu membantuku disaat aku kesulitan.

You May Also Like

About the Author: administrator

Leave a Reply

Your email address will not be published.