Magma

ByoAh –Seperti namanya, Magma bukanlah cowok yang mampu menahan hawa panas dalam jangka waktu yang panjang. Dia bisa saja meledak seketika, dan itu akan menjadi bencana besar. Dia adalah Magma.

Anak kedua dari empat bersaudara, siapapun yang berani mengganggu dan menyentuh anggota keluarganya. Siap-siap saja hidupnya tidak akan merasa aman kembali.

Meskipun mereka sudah meminta maaf dan mempertanggung jawabkan apa yang sudah mereka perbuat. Lava, adiknya pun sering merasa kesal dengan apa yang di lakukan Magma, kakak nya itu terlampaui posesif dan egois.

Selalu merasa jika dirinya selalu benar dengan apa yang telah dilakukannya. Lava tau jika Magma sangat menyayangi keluarganya, tetapi cara Magma yang membuat beberapa anggota keluarganya tidak nyaman atau risih.

Hari ini Magma disibukkan dengan kegiatan yang membuatnya tidak dapat pulang kerumah seharian ini. Hal ini sungguh membuat kedua adik Magma, Lava dan Lahar menjadi bebas melakukan apapun seperti keluar rumah bermain bersama teman sekitar komplek nya.

Magma masih berumur 18 tahun, seharusnya Magma juga masih disibukkan dengan belajar di sekolah maupun rumah. Tetapi Magma salah satu anak yang dituntut untuk meneruskan dan membantu ayahnya untuk mengurus perusahaan milik kakek Magma.

Magma adalah satu satu nya cucu harapan kakeknya yang bisa dan dapat memegang serta mengolah perusahaan miliknya kelak. Karena kakak Magma yang bernama Bara, sudah memegang perusahaan ayahnya sendiri.

Meskipun harus dituntut untuk belajar bisnis dan mengolah perusahaan, Magma tidak lupa dengan pelajaran di sekolahnya.

Magma terlihat tidak peduli dengan pelajaran disekolahnya, tetapi diam-diam Magma ternyata selalu mendapatkan nilai yang sempurna. Di sekolahnya Magma memiliki sebuah perkumpulan yang di isi oleh para sahabatnya.

Mereka juga memiliki markas di dalam area lingkungan sekolah. Seperti gudang belakang yang dulu nya sudah terbelangai, kini sudah menjadi sebuah hunian tempat perkumpulan mereka.

Beberapa minggu lalu, saat Magma dan teman-temannya sedang di kelasnya masing-masing untuk mendapatkankan  pembelajaran. Tiba-tiba saja ada suara keras dari luar pagar sekolah, yang membuat konsentrasi belajar menjadi hilang.

Magma dan teman-temannya keluar menuju gerbang sekolah yang ternyata suara keras itu di ciptakan oleh siswa SMA sebelah. Bisa di bilang mereka semua selalu mengganggu siswa-siswi SMA Magma.

Hari itu juga mereka melakukan keributan atau biasa disebut dengan istilah tawuran antar sekolah. Dan di hari itu juga Magma bertemu dengan seorang siswi yang sebelumnya tidak pernah Magma lihat atau temui.

Glora Anastasya. Mereka bertemu di Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Saat itu Glora sedang mendapat jadwal untuk piket di ruang kesehatan karena Glora termasuk dalam anggota ekstra Palang Merah Remaja (PMR).

Glora juga yang harus mengobati luka-luka dengan beberapa jenis obat luar yang ada di bagian tangan dan tubuh Magma karena tawuran tadi. Magma baru mengetahui seminggu setelah kejadian jika Glora adalah teman sekelas Lahar, yang berarti Glora adalah adik kelas Magma.

Pertanyaannya! Mengapa Magma tidak pernah melihat siswi itu sama sekali? Jawabannya Karena Glora adalah seorang siswi yang hiperaktif dalam suatu organisasi, ekstra maupun kegiatan-kegiatan sekolah yang membuat dirinya selalu sibuk.

Bahkan Lahar sebagai teman sekelasnya pun jarang sekali melihat kehadiran Glora masuk ke dalam kelasnya. Saat sedang meeting Magma tidak dapat fokus karena terus memikirkan sosok Glora.

Sosoknya yang memiliki wajah ayu, kulit putih bersih, bibir tipis, rambut yang panjangnya sepinggang selalu Glora kucir, dan juga tinggi Glora yang tidak seberapa. Hal itu yang membuat Magma menjadi hilang konsentrasi juga akalnya.

Jika mengingat kejadian saat pertama kali bertemu dengan Glora, membuat Magma menjadi seperti orang tidak waras karena terus senyum-senyum sendiri.

Satu hal yang membuat Magma tidak sukai dari Glora, karena yang Magma dengar dari Lahar jika Glora tengah mengagumi sosok ketua Organisani sekolah. Glora sangat menyukai orang yang tertib dan rapi serta patuh pada guru-guru.

Berbanding balik dengan Magma yang selalu keluar kelas saat jam pelajaran, seragam yang dibiarkan berantakan, dan juga selalu membantah pada orang-orang yang lebih tua dari nya.

Pernah waktu itu Magma menemui Glora dengan alasan ingin mengucapkan terima kasih karena telah mengobati luka yang Magma saat itu. Tetapi jawaban Glora adalah diluar ekspetasi Magma.

Glora mengatakan jika itu adalah tugasnya sebagai bagian dari anggota petugas kesehatan sekolah yang waktu itu kebetulan memang adalah piketnya. Mungkin jika bukan piket Glora, Magma tidak akan menemui salah satu anggota yang mengobatinya karena itu bukan Glora.

Glora sudah tahu dengan akal-akalan Magma. Setelah mengatakan itu, Glora pergi dari hadapan Magma tanpa berpamitan sama sekali.

Jawaban itu sungguh membuat Magma terdiam di tempat berdirinya. Tangan Magma mengepal sangat kuat, Magma kesal dengan hal itu. Hanya dengan Glora saja, Magma mengucapkan terima kasih.

Di perjalanan menuju sekolahnya, Magma tidak berangkat sendirian mengendarai motornya. Tetapi kali ini Magma mengendarai mobil nya karena harus mengantarkan Lava ke sekolahnya disuruh sang mama.

Magma tidak bisa membantah suruhan itu karena itu adalah perempuan satu-satu nya yang singgah di hati Magma, yang mungkin saja akan tergantikan oleh sosok Glora.

Saat sedang asik bercanda gurau di dalam mobil, tiba-tiba Lava meminta Magma untuk menghentikan mobilnya secara mendadak. Sungguh membuat Magma bingung dengan permintaan Lava, tetapi Magma juga tetap memberhentikan mobilnya.

Lava membuka kaca mobilnya dan memanggil seseorang yang tidak Magma ketahui. Lava menyuruh orang itu mendekat. Tidak dapat di pungkiri jika Magma terkejut, sama seperti orang itu.

Lalu mereka dialihkan dengan suara Lava yang menyuruh orang itu untuk naik ke dalam mobil yang mereka kendarai. Glora terkejut dengan tawaran Lava, Glora menolak tawaran itu dengan halus karena takut perkataannya menyakiti perasaan Lava.

Tetapi Lava malah turun dari mobilnya dan menyuruh Glora untuk masuk ke kursi depan samping Magma. Dan Lava malah memilih pindah ke kursi jok penumpang belakang.

Hal itu membuat Glora tidak enak hati untuk kembali menolak karena jam sudah hampir menunjukkan jika mereka kan terlambat.

Mereka sampai di sekolah Lava, sebelum turun Lava menyalimi kakaknya dan juga Glora lalu berpamitan dan turun dari mobilnya.

Memastikan Lava sudah masuk ke dalam sekolah melewati gerbang, dengan segera Magma kembali melajukan mobilnya menuju sekolahnya. Diperjalanan mereka berdua sama-sama diam karena canggung setelah kejadian Glora menolak permintaan terima kasih Magma waktu itu.

Karena suasana yang tidak enak ini, Glora memutuskan untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu. Glora berkata tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan jika dirinya baru mengetahui bahwa Lava adalah adik dari Magma,yang berarti teman sekelasnya yaitu Lahar berarti juga adik Magma.

Magma mengangguk tanpa menolehkan pandangannya dari arah jalanan ke arah Glora. Merasa tidak ada jawaban Glora menoleh lalu memasang wajah kesal. Dengan tidak sadar Glora mencubit keras paha Magma, dan membuat Magma mengaduh kesakitan lalu mengusap pahanya yang mendapat cubitan keras dari Glora.

Magma menoleh kesamping, Glora baru sadar dengan apa yang sudah dirinya lakukan tadi. Lalu segera mengalihkan pandangannya kembali ke arah jalanan.

Magma ingin marah tetapi juga tidak dapat dipungkiri jika Magma suka dengan hal yang Glora lakukan. Glora terlihat menggemaskan di matanya.

Meskipun Magma tidak pernah bertemu dengan Glora sebelumnya, tetapi Magma tahu jika Glora adalah orang baik meskipun sedikit mengesalkan. Magma lalu bertanya kepada Glora akan hal Glora terlihat sudah akrab dengan adiknya, Lava.

Tanpa menoleh Glora menjawab saat itu Glora bertemu dengan Lava di salah satu tempat pemberhentian angkutan umum. Waktu itu hujan deras dan Glora melihat jika Lava sendirian. Lava menangis, Glora mendekatinya lalu menenangkan Lava.

Glora menceritakan semuanya kepada Magma perilah dirinya bisa akrab dengan Lava, dan bagaimana Glora bisa bertemu dengan anak laki-laki yang sangat menggemaskan menurutnya sangat lucu.

Glora menoleh kepada Magma, lalu bilang jika Glora pernah datang kerumah Magma waktu itu, bukan mengantar Lava. Tetapi karena Glora ada tugas kelompok bersama Lahar, tapi saat itu Lahar sakit yang mengharuskan Glora mengambil tugas itu untuk dikumpulkan di sekolah.

Glora juga bilang bahwa dirinya sempat melihat Magma tetapi Glora diam saja karena takut Magma marah karena takut di bilang tidak sopan, bahkan Glora dan Magma saja tidak pernah bertemu.

Meski tidak pernah bertemu, Glora tau siapa Magma sebenarnya tetap, Glora tidak tahu jika Magma adalah kakak Lahar dan Lava. Diam-diam Glora menyukai Magma karena sesuatu yang membuatnya kagum pada sosok Magma.

Magma terkejut mendengar pengakuan Glora, lalu Magma bertanya bukannya Glora menyukai dan mengagumi sosok ketua organisasi sekolah. Glora menjawab jika itu dulu sebelum Glora mengetahui siapa orang itu sebenarnya.

Glora juga mengatakan jika dirinya sebenarnya mengagumi sosok Magma sejak dulu sebelum Glora kenal dengan Ketua organisasi tersebut.

Pengakuan Glora justru membuat Magma sangat terkejut. Bagaimana bisa Glora mengenalinya sedangkan Magma tidak pernah sama sekali bertemu Glora, bahkan Magma tidak pernah mengetahui jika adanya sosok Glora di SMA nya.

Glora menatap Magma dengan senyum manisnya. Sebagaimana mesti nya dengan sifat Glora. Sesudah sampai di parkiran sekolah, Glora membuka pintu mobil keluar.

Tetapi sebelum menutup pintu mobil, Glora mengucapkan satu kata yang berhasil membuat Magma mematung di tempat duduk nya.

 

You May Also Like

About the Author: administrator

Leave a Reply

Your email address will not be published.