Kisah Untuk Aksara

ByoAh –Suatu kejadian yang telah membuat Aksara menjadi seperti ini. Kejadian yang sudah terjadi kurang lebih 7 tahun lalu membuat Aksara menjadi sosok yang dingin dan juga menjadi tidak peduli dengan sekitarnya.

Suatu kejadian yang terjadi kepada sahabat kecilnya. Kejadian yang membuat sosok sahabat kecilnya menjadi lupa terhadap dirinya dan juga sahabat-sahabat kecilnya.

Saat ini Aksara sudah berada di sekolah, Aksara duduk di bangku 2 SMA. Aksara memilih masuk jurusan IPS. Yang masih satu jurusan dengan sahabat kecilnya, RAFANDRA. Saat masih dalam jam pembelajaran, Aksara berdiri dari duduknya.

Aksara meminta izin kepada guru yang mengajar mata pembelajaran untuk pergi ke toilet. Aksara melewati koridor lantai 2 dimana kelasnya berada. Koridor lantai 2 saat ini terlihat sepi karena masih dalam waktu pembelajaran.

Saat akan berbelok ke kiri arah toilet, Aksara berhenti di pertengahan belokan. Aksara melihat ke arah belokan kanan, Aksara melihat adanya seseorang pergi ke arah itu. Seseorang yang Aksara kenali.

Tanpa pikir panjang Aksara mengikuti seseorang itu yang ternyata pergi ke perpustakaan. Aksara ikut ke masuk ke dalam.

Aksara mengamati nya dari kejauhan sambil duduk di salah satu bangku yang lumayan dekat dengan rak itu. Seseorang itu pergi ke salah satu rak buku, dimana di dalam deretan rak itu adalah salah satu buku yang berisi tentang suatu kejadian lama atau biasa disebut sejarah.

Aksara melihat jika seseorang itu kesusahan saat akan mengambil salah satu buku yang berada di rak yang cukup tinggi. Seseorang itu terlihat kelelahan, dirinya terduduk di lantai sambil menunduk dengan mengatur nafasnya yang tidak teratur.

Aksara berdiri dari duduk nya, lalu mendekatinya dan mengambil buku itu. Lalu Aksara berdiri di depan seseorang itu sambil menyerahkan buku yang sudah Aksara ambil tadi kepada seseorang itu.

Aksara melihat jika seseorang itu sedikit bingung dengan melihat seseorang berdiri di depannya. Sedikit demi sedikit seseorang itu mengangkat wajahnya.

Seseorang itu mengaduh dan mengusap kepalanya yang tadi terjeduk sebuah benda yang Aksara serahkan. Lalu seseorang itu menatap benda yang sudah membuat kepala nya menjadi sedikit pusing. Sebuah benda yang membuat seseorang itu berbinar-binar.

Saat seseorang itu akan mengambil benda yang Aksara berikan, benda itu menjauh. Karena Aksara kembali menarik tangannya yang membawa buku itu. Yang membuat seseorang itu tidak dapat mengambil benda yang ia inginkan tadi.

Seseorang itu melengkungkan bibirnya ke bawah, hal itu membuatnya terlihat sangat menggemaskan karena tingginya yang mungil di mata Aksara. Lalu seseorang itu mendongakkan kepalanya menatap Aksara dengan ekspresinya yang masih kesal.

Dirinya kaget ternyata orang yang menjahilinya adalah Aksara.

Aksara adalah sosok yang dihindari oleh banyak siswa dan siswi di SMA ini. Seseorang itu berniat pergi menjauhi Aksara. Saat membalikkan badannya segera menjauhi Aksara, tetapi Aksara menahan lengan seseorang itu.

Tubuhnya terasa menjadi kaku. Membuat langkahnya menjadi terhenti. Lalu seseorang itu membalikkan badannya, terlihat Aksara menyerahkan suatu benda yang dirinya inginkan tadi.

Dengan ragu seseorang itu, lalu segera menyaut buku itu lalu menatap Aksara sambil memaksakan senyumnya dan seseorang itu langsung melarikan diri nya karena tidak mau berlama-lama di dekat Aksara.

Aksara melihat punggung seseorang yang semakin menjauh lalu menghilang karena tidak terlihat. Karena adanya buku yang membuat tubuh mungil seseorang itu tenggelam. Aksara tersenyum. Perilaku ARShARA sangatlah menggemaskan di mata Aksara.

Meskipun Arshara tidak berhasil mengingat dirinya. Hal itu membuat membuat Aksara kecewa dengan itu, tetapi juga tidak dapat dipungkiri jika Aksara merasa bahagia saat masih berhasil melihat senyum Arshara.

Aksara memasukkan kedua tanggannya di saku celana sekolahnya dan menuju pintu keluar perpustakaan. Aksara menuju ke kelasnya kembali, saat sudah berada di dekat pintu ternyata guru yang mengajar mata pelajarannya tadi sudah keluar.

Salah satu teman sekelasnya menghampiri Aksara yang berada di ambang pintu lalu merangkul Aksara. Raffa nyatanya tengah menggoda Aksara dengan menaik-turunkan alisnya. Aksara tetap berdiam diri dan tidak menghiraukan sepatah katapun yang keluar dari mulut sahabatnya itu.

Aksara melepaskan rangkulan tangan Raffa yang berada di sebelah bahunya lalu pergi menuju di mana bangku duduknya berada. Aksara menyenderkan punggungnya ke badan kursinya.

Sambil menatap keadaan kelasnya yang terlihat sangat ramai karena jadwal guru pelajarannya di ambil alih dengan kelas sebelah, membuat jam kosong di kelas Aksara.

Semakin lama Aksara menjadi bosan dan malas mendengar keributan yang diciptakan sahabat kelasnya. Aksara kembali bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan kelasnya lalu pergi melewati tangga yang menuju rofftop sekolah.

Aksara membuka pintu rofftop, membuat angin kencang berhembus mengenai dirinya. Aksara melanjutkan jalannya dan berdiri di pinggiran rofftop menatap awan yang sedikit mendung.

Sinar matahari yang sedikit redup membuat angin berhembus sangat kencang. Menjadikan suasana menjadi sedikit tenang. Aksara menatap ke bawah dimana salah satu lapangan olahraga bola basket diisi oleh seorang perempuan berbadan mungil di dalamnya.

Arshara bermain bola basket sendirian, memantulkan bola basket nya lalu memasukkannya ke ring basket. Saat sudah berhasil memasukkan bolanya ke dalam ring.

Tiba tiba Arshara terjatuh bahkan bola yang ia masukkan ke ring meleset. Kaki Arshara terkilir. Hal itu kembali menyita perhatian Aksara.

Arshara memegangi kaki nya terasa sakit karena terkilir tadi. Arshara meringis kesakitan. Ia masih terus berusaha berdiri melawan rasa sakitnya.

Arshara berjalan tertatih-tatih menuju kursi yang terletak di pinggir lapangan basket. Aksara datang dan segera membatu Arshara untuk menuju pada pinggir lapangan. Mendudukkan Arshara di kursi itu, lalu menyuruh Arshara meluruskan kaki nya.

Dengan segera Aksara duduk berjongkok di bawah Arshara lalu memijit kaki Arshara yang terkilir tadi. Arshara meringis saat kaki nya di pijit, Arshara bahkan rasanya saat ini ingin menangis saja.

Setelah selesai memijat kaki Arshara, Aksara lalu berdiri dan mengucapkan sepatah kata yang membuat Arshara kesal. Ceroboh. Itulah kata yang keluar dari mulut Aksara.

Tanpa menunggu jawaban dari Arshara, Aksara pergi meninggalkannya sendirian. Arshara melihat Arshara pergi dengan ekpresi yang sangat jengel. Saat ini Aksara dan juga para sahabatnya tengah nongkrong disalah satu warung langganan mereka di pinggir jalan.

Aksara juga teman-temannya duduk sambil memesan makanan dan juga minuman. Juga ada yang saling bercanda. Saat sedang asik bertukar cerita, tiba-tiba ada seorang gadis yang masuk ke dalam warung itu langsung memesan minuman dan duduk di samping Raffa.

Raffa yang memiliki sifat yang sangat amat jahil membuat gadis itu kesal dan segera pergi setelah minumannya jadi dan membayarnya. Arshara terlihat menaiki sebuah angkutan umum untuk pulang ke rumahnya.

Esok hari nya Aksara tengah berada di pinggiran taman, Aksara melihat ke seluruh isi taman. Pandangannya jatuh pada seorang gadis yang duduk di bangku taman sendirian.

Dari belakang, Aksara sudah bisa menebak siapa gadis itu. Aksara menghampiri nya lalu duduk di samping Arshara setelah menyerahkan selembar lipatan kertas. Aksara memberi kode pada Arshara untuk membuka kertas itu.

Arshara menangis setelah membuka lipatan kertas itu. Aksara memeluk Arshara memberikan ruang agar Arshara lebih tenang.

Flashback on

Empat orang anak kecil saat ini sedang bermain di sebuah taman komplek, dua diantara mereka sedang bermain saling mengoper bola. Dan dua lainnya sedang bermain petak umpet.

Mereka berempat adalah Arshara, Raffandra, Aksara, dan Arayyan. Saat sedang asik bermain, tiba-tiba seorang laki-laki dewasa datang menghampiri mereka sambil membawa beberapa makanan.

Mereka semua berkumpul, dan segera memakan makanan itu. Mereka memakannya dengan tenang dan saling berbagi. Arshara merasa pundaknya ditepuk seseorang. Arshara menoleh, ternyata adalah laki-laki dewasa itu.

Laki-laki dewasa itu adalah ayah dari Arayyan. Saat menoleh, ternyata orang itu memberikan sebuah obat yang berbentuk seperti permen dengan rasa strawberry. Tanpa Aksa, Raffa, dan Rayyan tau.

Arshara tidak mengetahui jika yang di berikannya adalah sebuah obat. Dengan bangga Arshara memakannya. Tidak lama setelah memakannya. Tiba-tiba kepala Arshara menjadi sangat pusing.

Arshara memegang kepalanya yang terasa pusing. Arshara pingsan. Membuat semua orang di sana menjadi panik, bahkan tubuh Arshara menjadi biru. Aksara pergi meninggalkan mereka semua termasuk Arshara tanpa berpamitan.

Aksara tau, Aksara melihat jika ayah Rayyan sering memberikan obat seperti permen dengan rasa favorit Arshara. Memang sejak lama Aksa melihat jika Rayyan dan ayahnya selalu memberikan obat-obatan pada Arshara.

Aksa juga melihat kejadian-kejadian yang tidak seharusnya Aksara lihat. Seperti ayah Rayyan sengaja menyerempet orang-orang terdekat Arshara. Bahkan kasus kejadian yang melewati batas kewarasan layaknya manusia normal lainnya.

Beberapa hari setelah kejadian Arshara tidak sadarkan diri dan tubuhnya membiru, suatu kejadian menghampiri Rayyan dan ayahnya hingga berhasil merenggut nyawa mereka.

Flashback off  

Arshara melepaskan pelukannya, lalu menatap Aksara dengan mata berkaca-kaca. Lalu mengucapkan kata-kata yang membuat perasaan dan hati Aksara menjadi tenang. Aksara tersenyum. Lalu kembali memeluk sahabat kecilnya yang hampir 7 tahun ini melupakannya dan juga Raffandra.

Aksara bangga dengan Arshara yang mampu melewati hidupnya dengan keadaan seperti ini sendiri. Aksara selalu menjaga sahabat kecilnya itu tanpa seorangpun tahu.

Hanya Raffandra yang berhasil membuat Aksara jujur dengan apa yang dirinya lakukan secara diam-diam. Karena Raffa juga berniat menjaga Arshara. Saat Aksara tidak dapat menjaga, Raffa bisa menggantikannya. Begitupun juga sebaliknya.

END

You May Also Like

About the Author: administrator

Leave a Reply

Your email address will not be published.